Pertemuan Global bertema Beritakan Kabar Baik | Foto : istimewa |
Gunungsitoli - Jemaat saksi saksi Yehuwa maupun kalangan umum sekepulauan Nias dari berbagai pelosok menghadiri pertemuan global bertema "Beritakan Kabar Baik". Sabtu (24/08/2024).
Pertemuan terbesar yang diselenggarakan setiap tahun ini, berlangsung dari Jumat (23 Agustus) - Minggu (25 Agustus 2024) di Gedung Salak Madu, Kota Gunungsitoli, Sumatera Utara.
Mereka pun sangat antusias mengikuti ceramah beritakan kabar baik, pemutaran video-video drama berdasarkan Alkitab, dan hasil wawancara mengenai topik diantaranya :
- Mengapa Kita Butuh Kabar Baik?
- Kenapa Kita Tidak Perlu Takut pada Kabar Buruk?
- Kabar Baik Sanggup Mengalahkan Kabar Buruk.
Beberapa peserta merasa senang terhadap acara pertemuan global Beritakan Kabar Baik ini. Philipus Setiawan Zega, seorang yang lumpuh misalnya merasa bersuka cita mendengarkan ceramah ceramah berdasarkan firman Alkitab dari para pelayan rohani. "Saya merasa senang karena saya termotivasi oleh penceramah," kata Philipus.
Begitu pula yang dirasakan Anema Sarumaha. Anema yang sangat jauh dari Tello Nias Selatan demi menghadiri acara pertemuan global tersebut di Gedung Salak Madu Gunungsitoli juga mengutarakan kesenangannya saat pemutaran video-video drama berdasarkan Alkitab. "Ya, sangat bagus, saya terhibur oleh berita kabar baik ini," ungkap
Juru bicara Regional Saksi-Saksi Yehuwa, Region Sumatera Utara, Asmesar Rajagukguk kepada wartawan, Sabtu (24/8/2024) mengatakan, pertemuan ini membahas kabar baik sebab dunia saat ini terus dibanjiri dengan kabar buruk di media sosial, TV, dan radio. Tapi, ada sebuah acara yang isinya hanya kabar baik! Acara ini terbuka untuk umum dan berlangsung selama tiga hari.
"Ternyata peserta sangat antusias menghadirinya. Mereka berasal dari berbagai pelosok Kepulauan Nias. Ada yang lumpuh, ada yang sudah lanjut usia," kata Asmesar.
Ia menjelaskan, peserta yang hadir diperkirakan 593 orang terdiri dari jemaat maupun kalangan umum. Kegiatan ini sudah lama berlangsung sejak covid 19 walaupun secara daring ketika itu.
Asmesar menambahkan, acara ini memotivasi, memberikan penghiburan, dan membesarkan hati orang-orang.
"Dalam pertemuan regional tahun ini, ada 21 orang yang di babtis,, sebagai lambang ikrar pembaktian mereka untuk menjadi pembawa pemberita kabar baik, di daerah Nias dan sekitarnya," sebutnya.
Sementara itu, Missionaris Saksi Saksi Yehuwa Kepulauan Nias, asal Amerika Serikat, Ketrik Thomas Joseph, di sela sela acara menjelaskan, di jaman ini banyak kabar buruk. Jadi bagaimana masyarakat, keluarga keluarga bisa dikuatkan dengan harapan di masa depan melalui firman Tuhan.
"Yang lebih penting itu, bagaimana kita mendapatkan harapan sekarang setiap hari. Karena seperti kita tau sendiri seperti harga sembako terus melonjak sementara harga komoditi masyarakat turun akhirnya mempengaruhi daya beli masyarakat susah. Jadi bagaimana Alkitab bisa memberi penguatan untuk menghadap hal hal seperti itu," jelasnya.
Menurut Ketrik Thomas Joseph yang mengaku sudah 2 tahun tinggal di Nias, bahwa belakangan ini Indonesia salah satu negara yang banyak mengalami gangguan mental atau depresi.
"Jadi kami ada kopel khusus untuk membantu orang yang lagi lelah, perasaan kecil hati. Jadi bagaimana kitab suci bisa membantu orang yang depresi melihat dari teladan teladan orang yang sudah mengalami kecil hati. Ini salah satu agenda pertemuan global beritakan kabar baik ini," imbuhnya. (HZ).
0 Komentar