BREAKING :

Anggota DPRD Sumut Edward Zega Siap Dukung Pemugaran Situs Prasejarah Marga Zega

Kunjungan ke batu megalith | Foto: Edy

Gunungsitoli - Anggota DPRD Provinsi Sumatera Utara Asal Kepulauan Nias, Edward Zega kunjungi situs batu Megalith Zega yang merupakan warisan leluhur keturunan marga Zega yang didirikan tahun 1644 silam di Desa Tetehosi Afia, Gunungsitoli Utara, Kota Gunungsitoli. Rabu, (19/04/2023).

Dalam kunjungannya itu, Edward Zega mengapresiasi wacana pemugaran situs Prasejarah tersebut yang merupakan bukti peradaban sejarah para leluhur untuk terus dilestarikan. “saya kira, upaya yang sudah dilakukan oleh Tim Pelestarian Gowe Zega perlu diapresiasi dan kita dukung bersama,” ujarnya.

Sebagai bukti keseriusannya, Edward Zega menjanjikan akan mensuplay dana awal pada pembiayaan pelestarian Gowe Zega itu.

“untuk dananya nanti saya bantu bantu sesuai kemampuan. Namun, untuk mewujudkan pemugaran ini perlu kerjasama dan rasa memiliki sehingga bila semua sepakat mudah-mudahan dapat terselesaikan sesuai rencana,” tegas Edward.

Menurutnya, batu megalith warisan leluhur Zega tersebut agar kembali ke bentuk semula pasca rusak akibat gempa 2005 silam.

“bersama Komaze (Komunitas Mado Zega) yang ada di Medan, kami juga telah sepakat mendukung pemugaran ini dan keinginan kita supaya dibentuk seperti semula dan yang patah bisa disambungkan kembali,” tutur Mantan Bupati Nias Utara itu.

Sebagai daya tarik, kata Edward Zega perlu dipikirkan kedepan agar situ-situs lain berupa batu megalith, rumah adat tradisional, aula pertemuan dan taman didesain disekitar Batu Megalith itu.

“saya usulkan apakah ada yang lebih luas tempatnya, karena alangkah baiknya ada situs situs yang menjadi daya tarik masyarakat saat berkunjung kesini,” sambungnya.

Sementara, salah satu tokoh marga Zega yang ada di Gunungsitoli, Edison Zega menyampaikan bahwa keturunan Zega yang ada di Pulau Nias telah membentuk tim pelestarian dan tengah mempersiapkan proposal berisikan desain gambar, pembiayaan dan sedangkan hibah tanah telah rampung.

“kita sudah sepakat membentuk tim dan sekarang tengah bekerja dan target kita tahun ini dimulai dan tahun depan sudah rampung,” ungkap Edison.

Edison Zega menyebut bahwa sipnosis situs Gowe Balugu Zega Ana’a dan Zega Helesoromi merupakan budaya yang sangat sakral juga sebagai bukti ke gererasi yang mempunyai nilai sejarah peradaban manusia.

Dalam penuturan singkatnya, tugu batu (gowe) yang didirikan dua leluhur berasal dari batu alam pilihan, memanjang seperti pilar dan melebar seperti meja.

“balugu zega ana’a dan balugu helesoromi adalah dua orang bersaudara dan mereka mempunyai tujuh keturunan yang sering disebut sifitu mo’ama. Mereka sangat rukun dan saling mengasihi karena kedua ayah mereka selalu menanamkan nilai persaudaraan yang tinggi,” tuturnya.

Ke-7 keturunan atau disebut ‘sifitu mo’ama’ pada tahun 1670, menyebar ke empat kelompok yakni Alito Luo Zega dan dua orang anak saudaranya Aramba Luo Zega menuju arah utara dan menetap didekat aliran sungai sowu,  Lawolo Luo Zega tinggal di Tetehosi Afia, Ba’usebua Zega dan adiknya Idano Luo Zega bermukim di Dahana Sowu, Banua Sibohou, sedangkan Lumbuduha Zega dan Halufafofo Zega menuju arah selatan yang bermukim di Bo’use, Idanogawo, Gido, Hiligeo Mazingo dan Zari-zari.

Usai mengunjungi situs batu megalith Zega di Tetehosi Afia tersebut, Edward Zega kemudian menuju Kabupaten Nias Utara untuk melakukan kunjungan kerja. (Edy)

0 Komentar

Type and hit Enter to search

Close